Sembelit
Konstipasi atau sering disebut sembelit adalah kelainan pada sistem pencernaan
di mana seorang manusia (atau mungkin juga pada hewan) mengalami pengerasan
tinja yang berlebihan sehingga sulit untuk dibuang atau dikeluarkan dan dapat
menyebabkan kesakitan yang hebat pada penderitanya. Konstipasi yang cukup hebat
disebut juga dengan obstipasi. Dan obstipasi yang cukup parah dapat menyebabkan
kanker usus yang berakibat fatal bagi penderitanya.
Pencegahan
-
Jangan jajan di sembarang tempat.
-
Hindari makanan yang kandungan lemak dan gulanya tinggi.
-
Minum air putih minimal 1,5 sampai 2 liter air (kira-kira 8 gelas) sehari
dan cairan lainnya setiap hari.
-
Olahraga, seperti jalan kaki (jogging) bisa dilakukan. Minimal 10-15 menit
untuk olahraga ringan, dan minimal 2 jam untuk olahraga yang lebih berat.
-
Biasakan buang air besar secara teratur dan jangan suka menahan buang air
besar. Tidak perlu memaksa untuk buang air besar setiap hari bila tidak ada
rangsangan karena siklus pencernaan tiap orang berbeda-beda.
-
Konsumsi makanan yang mengandung serat secukupnya, seperti buah-buahan dan
sayur-sayuran.
-
Tidur minimal 4 jam sehari.
-
Menambah bumbu herbal dalam makanan, kecuali cabe.
-
Diet secara tidak berlebihan.
-
Mengonsumsi makanan anti inflamasi, seperti avokad, apel, dan kelapa.
-
Push up
Pengobatan
Pengobatan dan peredaan konstipasi secara alami dapat dilakukan dengan
pengubahan pola makan menjadi lebih sehat, rajin berolahraga, memijat perut dan
punggung, minum air putih sebanyaknya, meminum minuman prebiotik dan probiotik,
atau membiasakan diri untuk buang air besar setiap hari dengan membuat jadwal
buang air besar yang disebut bowel training. Terapi tertawa juga dapat
dilakukan, karena dengan tertawa otot perut secara refleks bergerak sehingga
perut terpijat sehingga merangsang gerakan peristaltik usus dan melancarkan
buang air besar.
Konstipasi dapat juga diredakan atau diatasi dengan merendam kaki ke dalam air
dingin. Kaki direndam sampai terasa cukup dingin. Terapi ini juga dapat
mengatasi kaki pegal, pendarahan hidung, dan insomnia.
Sedangkan dengan cara sedikit dipaksa yang biasanya untuk penderita obstipasi,
yaitu dengan mengonsumsi obat pencahar disebut laksatif (yang kadang-kadang
menyebabkan perut terasa melilit berlebihan, tinja berbentuk cair, atau bahkan
ketergantungan obat pencahar), penghisapan tinja atau feses dengan alat khusus,
terapi serat, dan pembedahan (walaupun pilihan ini cukup jarang dilakukan).
Tekanan di dalam saluran pencernaan penderita kosntipasi terlalu rendah untuk
mendorong keluar tinja dari dalam usus. Agar tekanannya menjadi tinggi, bagian
atas usus perlu dibuat agar bertekanan lebih tinggi daripada bagian bawahnya,
yakni dengan menempelkan air es di perut dan air hangat di pantat. Hal ini
biasanya diterapkan untuk konstipasi yang datang secara tiba-tiba.
Agar penderita konstipasi dapat cepat sembuh, maka penderita dilarang:
-
Menahan buang air besar.
-
Mengkonsumsi makanan siap saji dan bersifat panas.
-
Makan dalam porsi yang banyak.
-
Meminum minuman yang berkafein dan minuman ringan.
-
Mengkonsumsi makanan atau minuman dingin.
Menahan buang air besar.
Mengkonsumsi makanan siap saji dan bersifat panas.
Makan dalam porsi yang banyak.
Meminum minuman yang berkafein dan minuman ringan.
Mengkonsumsi makanan atau minuman dingin.
Penyebab
Konstipasi atau sembelit adalah keluhan pada sistem pencernaan yang paling umum
dan banyak ditemui di masyarakat luas termasuk di sekitar kita. Bahkan
diperkirakan sekitar 80% manusia pernah mengalami konstipasi atau sembelit.
Penyebab umum konstipasi atau sembelit yang berada disekitar kita antara lain:
-
Kekurangan cairan tubuh atau dehidrasi.
-
Menderita panas dalam.
-
Stres atau depresi dan aktivitas yang cukup padat.
-
Pengaruh hormon dalam tubuh (misalnya dalam masa menstruasi atau kehamilan).
-
Usus kurang elastis (biasanya karena sedang dalam masa kehamilan atau usia
lanjut).
-
Kelainan anatomis pada sistem pencernaan.
-
Gaya hidup dan pola makan yang kurang teratur (seperti diet yang buruk).
-
Efek samping akibat meminum obat yang mengandung banyak kalsium atau
alumunium (misalnya obat antidiare, analgesik, dan antasida).
-
Kekurangan asupan vitamin C dan kekurangan makanan berserat.
-
Merupakan gejala penyakit (misalnya tifus dan hernia).
-
Sering menahan rangsangan untuk buang air besar dalam jangka waktu yang
lama.
-
Emosi, karena orang yang emosi atau cemas ususnya kejang, sehigga pertaltik
usus terhenti dan usus besar menyerap kembali cairan feses. Akibatnya feses
menjadi semakin keras.
-
Jarang atau kurang berolahraga.
-
Kelebihan konsumsi serat.
-
Kelebihan memakan daging. Terutama daging merah karena sulit dicerna dan
memiliki banyak zat besi. Besi adalah zat yang membuat pengerasan tinja,
membuatnya berwarna gelap dan hitam.
-
Dari penyalahgunaan obat, seperti obat laksatif. Sebagai contoh, pemakaian
pencahar berguna untuk melancarkan gerakan peristaltik. Lama-kelamaan usus
menjadi terbiasa dan bergantung pada obat tersebut, mengakibatkan reaksi
usus menjadi lamban, dan menghambat gerak peristaltik mandiri usus.
-
Makanan beku menghemat waktu dan energi tetapi menyebabkan banyak masalah
kesehatan. Makanan beku memiliki serat yang sangat rendah dan banyak
pengawet yang dapat mengganggu gerakan usus. Seperti es krim yang hampir tak
mengandung serat sehingga tidak dapat membantu mengatur pergerakan usus
ditambah lagi dengan kandungan gula dan susu di dalamnya dapat mengeraskan
tinja.
-
Memakan buah atau sayuran tertentu yang dapat memadatkan kotoran secara
alami secara berlebihan seperti pisang.
Tanda dan gejala
Gejala dan tanda akan berbeda antara seseorang dengan seseorang yang lain,
karena pola makan, hormon,gaya hidup dan bentuk usus besar setiap orang
berbeda-beda, tetapi biasanya gejala dan tanda yang umum ditemukan pada sebagian
besar atau kadang-kadang beberapa penderitanya adalah sebagai berikut:
-
Perut terasa begah, penuh, dan bahkan terasa kaku karena tumpukan tinja
(jika tinja sudah tertumpuk sekitar 1 minggu atau lebih, perut penderita
dapat terlihat seperti sedang hamil).
-
Tinja menjadi lebih keras, panas, berwarna lebih gelap, jumlahnya lebih
sedikit daripada biasanya (kurang dari 30 gram), dan bahkan dapat berbentuk
bulat-bulat kecil bila sudah parah.
-
Pada saat buang air besar tinja sulit dikeluarkan atau dibuang,
kadang-kadang harus mengejan ataupun menekan-nekan perut terlebih dahulu
supaya dapat mengeluarkan tinja (bahkan sampai mengalami ambeien dan
berkeringat dingin).
-
Terdengar bunyi-bunyian dalam perut.
-
Bagian anus terasa penuh, dan seperti terganjal sesuatu disertai sakit
akibat bergesekan dengan tinja yang panas dan keras.
-
Frekuensi buang angin meningkat disertai bau yang lebih busuk daripada
biasanya (bahkan terkadang penderita akan kesulitan atau sama sekali tidak
bisa buang angin).
-
Menurunnya frekuensi buang air besar, dan meningkatnya waktu transit buang
air besar (biasanya buang air besar menjadi 3 hari sekali atau lebih).
-
Terkadang mengalami mual bahkan muntah jika sudah parah.
-
Sakit punggung bila tinja yang tertumpuk cukup banyak.
-
Bau mulut.
Sedangkan untuk gejala psikologis yang dapat terjadi pada para penderita konstipasi antara lain:
-
Kurang percaya diri
-
Lebih suka menyendiri atau menjauhkan diri dari orang sekitar.
-
Tetap merasa lapar tapi ketika makan akan lebih cepat kenyang (apalagi
ketika hamil perut akan terasa mulas) karena ruang dalam perut berkurang.
-
Emosi meningkat dengan cepat.
-
Sering berdebar-debar sehingga cepat emosi yang mengakibatkan stres sehingga
rentan sakit kepala atau bahkan demam.
-
Tubuh tidak fit, tidak nyaman, lesu, cepat lelah, dan terasa berat sehingga
malas mengerjakan sesuatu bahkan kadang-kadang sering mengantuk.
-
Kurang bersemangat dalam menjalani aktivitas.
-
Aktivitas sehari-hari terganggu karena menjadi tubuh terasa terbebani yang
mengakibatkan kualitas dan produktivitas kerja menurun.
-
Nafsu makan dapat menurun.
Konstipasi dan wanita
Sembelit adalah derita tersendiri buat kaum wanita. Berhari-hari tidak buang air
besar tentu saja membuat perut jadi begah. Tak hanya itu saja, perut pun terasa
membuncit karena proses pembuangan menjadi tidak lancar selama berhari-hari atau
bahkan berminggu-minggu. Perbandingannya empat wanita banding satu pria. Wanita
pekerja yang berusia 18-55 tahun lebih cenderung mengalami gangguan pencernaan
terutama sembelit.
Penyebab wanita sering mengalami konstipasi antara lain:
-
Kekuatan sfingter dan otot perut wanita yang lebih lemah dari pria
mempersulit wanita untuk buang air besar bila dibandingkan dengan pria.
-
Ketika ada keinginan untuk buang air besar di tempat umum atau di luar
rumah, wanita cenderung merasa risih untuk buang air besar dengan alasan
seperti rasa malu atau jijik pada toilet umum.
-
Banyak wanita melakukan diet secara berlebihan. Gerakan peristaltik dari
usus seakan terabaikan dengan pola diet yang tidak benar. Penyebab utamanya
adalah karena kurangnya asupan serat.
-
Korpus luteum yang menghasilkan hormon progesteron dapat mengumpulkan
kelembaban air di dalam tubuh. Akibatnya, cairan untuk melunakan tinja
menjadi berkurang, sehingga tinja menjadi keras dan sulit untuk dikeluarkan
(ini merupakan hormon fisiologi dari menstruasi dan kehamilan).
-
Pada awal kehamilan, ada rasa takut pada wanita apabila melakukan buang air
besar nantinya akan menyebabkan janin ikut keluar hingga terjadi keguguran.
Itu karena terdapat anggapan mengejan saat buang air besar sama dengan
mengejan saat persalinan. Kebanyakan wanita hamil mengalami konstipasi pada
saat hamil. Terutama saat kehamilan mencapai trimester tiga atau sekitar 7
bulan.
-
Bentuk panggul wanita yang lebar untuk mengeluarkan janin membuat usus dapat
menjadi tidak stabil. Selain itu, untuk akumulasi lemak tubuh dan darah
cenderung terkumpul di panggul juga.
-
Bentuk usus wanita memungkinkan akan terjadinya distorsi karena panggul
wanita yang lebar, jadi kotoran keras mudah untuk terjebak di sana
(contohnya bulb rektum).
-
Daerah abdomen wanita lebih padat karena ada rahim dan indung telur.
-
Stres akibat sindrom iritasi usus (IBS) karena usus menjadi terdistorsi,
kemudian menyebabkan obstruksi, sehingga tinja terjebak di sana.
Kekuatan sfingter dan otot perut wanita yang lebih lemah dari pria
mempersulit wanita untuk buang air besar bila dibandingkan dengan pria.
Ketika ada keinginan untuk buang air besar di tempat umum atau di luar
rumah, wanita cenderung merasa risih untuk buang air besar dengan alasan
seperti rasa malu atau jijik pada toilet umum.
Banyak wanita melakukan diet secara berlebihan. Gerakan peristaltik dari
usus seakan terabaikan dengan pola diet yang tidak benar. Penyebab utamanya
adalah karena kurangnya asupan serat.
Korpus luteum yang menghasilkan hormon progesteron dapat mengumpulkan
kelembaban air di dalam tubuh. Akibatnya, cairan untuk melunakan tinja
menjadi berkurang, sehingga tinja menjadi keras dan sulit untuk dikeluarkan
(ini merupakan hormon fisiologi dari menstruasi dan kehamilan).
Pada awal kehamilan, ada rasa takut pada wanita apabila melakukan buang air
besar nantinya akan menyebabkan janin ikut keluar hingga terjadi keguguran.
Itu karena terdapat anggapan mengejan saat buang air besar sama dengan
mengejan saat persalinan. Kebanyakan wanita hamil mengalami konstipasi pada
saat hamil. Terutama saat kehamilan mencapai trimester tiga atau sekitar 7
bulan.
Bentuk panggul wanita yang lebar untuk mengeluarkan janin membuat usus dapat
menjadi tidak stabil. Selain itu, untuk akumulasi lemak tubuh dan darah
cenderung terkumpul di panggul juga.
Bentuk usus wanita memungkinkan akan terjadinya distorsi karena panggul
wanita yang lebar, jadi kotoran keras mudah untuk terjebak di sana
(contohnya bulb rektum).
Daerah abdomen wanita lebih padat karena ada rahim dan indung telur.
Stres akibat sindrom iritasi usus (IBS) karena usus menjadi terdistorsi,
kemudian menyebabkan obstruksi, sehingga tinja terjebak di sana.
Gangguan kulit
Gangguan kulit biasanya jarang ditemukan pada penderita konstipasi biasa dan
lebih rentan menyerang penderita obstipasi. Apabila si penderita memilliki daya
tahan tubuh yang lemah maka gangguan tersebut akan semakin tampak. Penyebabnya
karena racun atau toksin yang berasal dari tinja, termasuk juga karbon dioksida
dan asam laktat hasil pencernaan makanan yang menumpuk di usus besar dan
membebani kinerja hati. Karena kinerja hati terbebani, maka tubuh tidak mampu
menghasilkan darah bersih dan metabolisme pun terganggu. Akibatnya, kekebalan
tubuh berkurang, menyebabkan gejala akibat penyebaran toksin inilah yang dapat
langsung terlihat pada kulit penderita. Toksin-toksin yang terserap di usus
besar juga bisa menghambat proses penyerapan nutrisi, menimbulkan reaksi alergi,
bahkan menyebabkan penyakit jika sistem imun tubuh sedang lemah.
Gangguan yang dapat terjadi misalnya kulit terlihat kusam, kulit terasa kasar,
flek hitam, jerawat, eksim, dan sebagainya. Biasanya gangguan-gangguan ini hanya
dapat hilang bila si penderita sudah sembuh dari konstipasi atau obstipasi.
Epidemiologi
Setiap tahunnya di Amerika,kira-kira lebih dari 2,5 juta orang pergi ke dokter
dan menghabiskan 725 juta dollar karena masalah konstipasi.
Kontipasi biasanya terjadi pada wanita (karena faktor fisik dan psikologis),
orang berusia lanjut (karena kinerja sistem pencernaan pada orang tua mulai
menurun), dan anak-anak (karena sistem pencernaan pada anak-anak belum terlalu
sempurna).
Sekitar 12% dari populasi penduduk di seluruh dunia mengalami konstipasi.
Pendapatan dari pasien obstipasi menyumbang sekitar 3% dari total seluruh
pendapatan rawat jalan.
Kemungkinan seseorang terkena konstipasi dalam suatu masyarakat adalah sebesar 2
sampai 30%.
Sekitar 50% penderita konstipasi yang berobat ke rumah sakit mengeluhkan bahwa
buang air besar mereka seperti terhambat.
Jumlah penderita konstipasi di Amerika dan Asia-Pasifik sekitar 17,3%, dua kali
lebih banyak dibandingkan dengan Eropa yakni 8,75%.
Sekitar 25% penderita konstipasi cenderung tidak melakukan apapun untuk
menyembuhkan konstipasi yang diderita, dan mereka lebih memilih untuk
membiarkannya sembuh dengan sendirinya. Sekitar 20% penderita sembelit
menyepelekan gejalanya walaupun mereka sudah mengalaminya dalam waktu
berbulan-bulan dan menganggap hal tersebut sudah biasa.
Kurang lebih sepertiga penderita konstipasi menggunakan pencahar, meskipun
baru-baru ini ada tinjauan yang menunjukkan bahwa obat pencahar adalah pengobatan yang aman dan efektif.
Sekitar 18% penderita konstipasi tidak bisa berkonsentrasi pada pekerjaannya dan
akibatnya sekitar 12% dari mereka juga tidak dapat menyelesaikan tugas dengan
baik.
Obstruksi semu
Terkadang, orang-orang khawatir akan menderita sembelit, tetapi sebenarnya
mereka tidak mengalami sembelit sama sekali. Merupakan persepsi yang salah jika
seseorang tidak buang air besar setiap hari maka dikatakan ia mengalami
sembelit. Itu hanya salah satu dari irama alami tubuh. Irama alami tubuh
mengatur segalanya, termasuk "jadwal alami" untuk buang air besar. Beberapa
orang sehat bahkan hanya buang air besar tiga kali seminggu.
Setelah minum pencahar, pemakai akan terkadang mengalami waktu dimana ia tidak
buang air besar. Hal ini karena usus besar sepenuhnya kosong (hampir tidak
terdapat tinja), setelah pencahar menunjukkan efek. Biasanya akan memerlukan
satu sampai dua hari sebelum usus besar terisi dan melakukan kontraksi untuk
buang air besar.
Yang lainnya
Munculnya rasa mulas dan nyeri pada perut bukan selalu merupakan suatu tanda dan
gejala, begitupula mulas dan nyeri yang tak tentu juga tidak menuju ke suatu
gejala penyakit. Pada anak-anak, konstipasi dapat mengarah kepada soiling
(enuresis dan encopresis). Konstipasi memang mengganggu, tetapi konstipasi tetap
dibutuhkan oleh tubuh untuk menyeimbangkan proses pencernaan dan mencegah
divertikulosis.
https://id.wikipedia.org/wiki/Sembelit
Tidak ada komentar:
Posting Komentar